Di Dhanapala, Rabu kemarin ada acara yang menurut saya sangat berbobot. Digagas oleh Bagian Kepatuhan di tempat kami, acara tersebut mengusung kampanye anti korupsi dan juga perkenalan visi, misi, dan moto baru kantor. Anti korupsi memang merupakan hal yang harus selalu diingatkan. Visi, misi, dan moto baru kantor merupakan luaran dari transformasi kelembagaan, kalo boleh saya katakan sebagai reformasi birokrasi 2.0.
Woro-woro transformasi kelembagaan di kantor dilakukan dengan mengundang Ign. Jonan, kerap disapa Inan, Dirut KAI. Beliau dianggap sukses mengubah wajah KAI menjadi seperti sekarang ini. Pemaparan dilakukan Inan dengan luwes. Sangat menguasai panggung, seakan-akan beliaulah Menteri di ruang itu. Bit-bit yang disampaikan membuat segenap pegawai terpingkal. Selain bungkus materi yang lucu, beberapa substansi yang dapat saya tangkap antara lain.
1. Tak mungkin bicara pelayanan (prima) kalo perut si pegawai lapar. Jadi dasar dari reformasi (transformasi) adalah remunerasi yang cukup bagi si pegawai. Inan menceritakan bagaimana perubahan take home pay Kepala Stasiun Gambir dari jumlah 2, sekian juta menjadi 18, sekian juta. Salaries expense boleh meningkat, namun diikuti juga dengan kenaikan net income yang berlipat.
2. Promosi berdasarkan kompetensi. Promosi bukan didasarkan pada latar belakang pendidikan ataupun perngalaman/senioritas. Inan mencontohkan jajaran manajer di tempatnya yang salah satunya hanya berlatar belakang pendidikan SLTA.
3. Fokus saja terhadap tugas dan fungsimu. Lakukan yang terbaik untuk itu, jangan pusing pikirkan yang bukan tugas dan fungsimu. Hal ini tidak tersirat Inan sampaikan. Ini adalah pemikiran yang saya tangkap. Ini yang membuat Inan tega menggusur ratusan PKL di lahan stasiun. Kalo negara ini sempurna, tentunya nasib ratusan PKL ini menjadi tugas dan fungsi pihak lain untuk memikirkannya.
pengambilan gambar moto kantor yang baru |