Menanggapi keadaan ekonomi nasional yang sedang mengalami perlambatan dan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, Pemerintah merilis Paket Kebijakan Ekonomi September I. Paket Kebijakan Ekonomi September I yang juga dikenal dengan nama Paket Kebijakan Ekonomi Tahap I itu dibacakan langsung oleh Presiden Jokowi pada Rabu petang, 9 September 2015, di Istana Merdeka.
Dalam pidatonya, Presiden menyebutkan tiga langkah dalam Paket Kebijakan
tersebut, yaitu: (1) Mendorong daya saing industri nasional melalui
deregulasi, debirokratisasi, serta penegakan hukum dan kepastian usaha;
(2) Mempercepat proyek strategis nasional dengan menghilangkan berbagai
hambatan, sumbatan dalam pelaksanaan dan penyelesaian proyek strategis
nasional; dan (3) Meningkatkan investasi di sektor properti.
Selanjutnya, Menko Perekonomian Darmin Nasution yang berbicara seusai Presiden Jokowi, menyampaikan 10 (sepuluh) rincian Paket Kebijakan dimaksud, yakni.
1. Penguatan pembiayan ekspor melalui National Interest Account.
2. Penetapan harga gas untuk industri tertentu di dalam negeri.
3. Kebijakan pengembangan kawasan industri.
4. Kebijakan memperkuat fungsi ekonomi koperasi.
5. Kebijakan simplikasi perizinan perdagangan.
6. Kebijakan simplifikasi visa kunjungan dan aturan pariwisata.
7. Kebijakan elpiji untuk nelayan. Adanya konverter yang
mengefisienkan penggunaan biaya yang digunakan oleh nelayan.
8. Stabilitas harga komiditi pangan, khususnya daging sapi.
9. Melindungi masyarakat berpendapatan rendah dan menggerakkan
ekonomi pedesaan.
10. Pemberian Raskin atau Beras Kesejahteraan untuk bulan ke-13 dan ke-14.
Menindaklanjuti rilis Paket Kebijakan Ekonomi September I, Kemenko Bidang Perekonomian kemudian merilis infografis terkait paket kebijakan tersebut melalui situsnya ekon.go.id.
Infografis Buatan Kemenko Bidang Perekonomian |
Seri infografis yang dirilis Kemenko Bidang Perekonomian juga menyertakan solusi integratif Pemerintah di sektor Industri, Koperasi & UKM, Kelautan (untuk nelayan), Pariwisata, dan Perdagangan.
Infografis Solusi untuk Sektor Industri |
Infografis kreasi Kemenko Bidang Perekonomian ini turut disebarluaskan pula oleh Kementerian/Lembaga lain, seperti kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian KUKM, BPKP, dll, baik melalui situs resmi Kementerian ataupun official account twitter mereka. Di media sosial, infografis ini ditandai dengan tagar #SolusiJokowi.
Pada 15 September 2015, Bank Indonesia (BI), yang juga turut andil merumuskan dan menerapkan kebijakan solutif terkait perlambatan ekonomi nasional, juga merilis infografis kreasinya.
Infografis Buatan BI |
Belakangan Selasar.com juga merilis infografis yang mengangkat isu ini.
Infografis Buatan Selasar.com |
Dari ketiga versi infografis di atas, tampak bahwa infografis versi Selasar.com lah yang lebih komunikatif dalam menyampaikan Paket Kebijakan Ekonomi September I. Infografis versi Kemenko Bidang Perekonomian tampaknya begitu bersemangat menyampaikan kebijakan tersebut hingga rinciannya. Untuk mengakomodasi pesan yang begitu banyak, ukuran infografis menjadi portrait yang begitu panjang. Narasi pidato Presiden sepertinya dipindahkan begitu saja ke dalam infografis. Secara kasat mata, isi dari infografis versi Kemenko terdiri dari 95% teks. Porsi teks yang begitu dominan tentunya akan membuat lelah pembaca infografis. Mungkin pembaca akan memahami kualitas infografis ini sebagai kualitas buatan Pemerintah.
Infografis Paket Kebijakan Ekonomi Tahap I kreasi BI sedikit lebih baik daripada kreasi Kemenko Bidang Perekonomian. Infografis kreasi BI dibuat dengan template dan gaya infografis yang biasa dibuat oleh BI. Secara isi, Infografis juga lebih memuat implementasi kebijakan yang menjadi domain BI. Infografis yang dituangkan ke dalam ruang 2D landscape yang ringkas. Porsi teks tidak begitu dominan.
Infografis buatan Selasar.com sendiri lebih sederhana, ringkas, dan menarik. Si pebuat infografis mencoba menginterpretasikan isi kebijakan dalam Paket Kebijakan Ekonomi Tahap I ke dalam bentuk yang sederhana dan ringkas. Tampilan menjadi sederhana dan menarik karena teks yang dituangkan seperlunya saja, hanya untuk memberi keterangan atau mendukung pesan dari gambar/simbol yang ada.
Semoga "kurang" baiknya infografis buatan Kemenko Bidang Perekonomian tidak menjadi penyebab ekonomi tidak jadi "meroket" pasca Pemerintah merilis Paket Kebijakan Ekonomi Tahap I. Kabarnya, tidak lama lagi, Pemerintah akan merilis Paket Kebijakan Ekonomi Tahap II. Semoga infografisnya lebih mudah dicerna, sehingga menjadi lebih "nendang" bagi dunia usaha, masyarakat, dan perekonomian kita.
Infografis Paket Kebijakan Ekonomi Tahap I kreasi BI sedikit lebih baik daripada kreasi Kemenko Bidang Perekonomian. Infografis kreasi BI dibuat dengan template dan gaya infografis yang biasa dibuat oleh BI. Secara isi, Infografis juga lebih memuat implementasi kebijakan yang menjadi domain BI. Infografis yang dituangkan ke dalam ruang 2D landscape yang ringkas. Porsi teks tidak begitu dominan.
Infografis buatan Selasar.com sendiri lebih sederhana, ringkas, dan menarik. Si pebuat infografis mencoba menginterpretasikan isi kebijakan dalam Paket Kebijakan Ekonomi Tahap I ke dalam bentuk yang sederhana dan ringkas. Tampilan menjadi sederhana dan menarik karena teks yang dituangkan seperlunya saja, hanya untuk memberi keterangan atau mendukung pesan dari gambar/simbol yang ada.
Semoga "kurang" baiknya infografis buatan Kemenko Bidang Perekonomian tidak menjadi penyebab ekonomi tidak jadi "meroket" pasca Pemerintah merilis Paket Kebijakan Ekonomi Tahap I. Kabarnya, tidak lama lagi, Pemerintah akan merilis Paket Kebijakan Ekonomi Tahap II. Semoga infografisnya lebih mudah dicerna, sehingga menjadi lebih "nendang" bagi dunia usaha, masyarakat, dan perekonomian kita.